Perdana Menteri (PM) Mesir Hisham Qandil memerintahkan penyelidikan atas
kecelakaan balon udara di kota Luxor yang merenggut 19 nyawa. Balon
udara yang mengangkut 21 orang itu tengah terbang di atas ketinggian 300
meter ketika tiba-tiba terbakar, meledak dan jatuh dari langit.
Gubernur Luxor Ezzat Saad pun mengeluarkan larangan penerbangan balon udara di wilayah tersebut.
Hanya dua orang yang selamat dalam tragedi ini. Sementara 19 turis yang berasal dari Hong Kong, Jepang, Inggris, Prancis dan Hungaria tewas. Seorang warga Mesir juga tak selamat dalam insiden maut itu.
"Ada suara mengerikan ketika balon meledak," kata seorang warga bernama Ahmed (40) kepada kantor berita AFP, Rabu (27/2/2013).
"Tubuh-tubuh yang terbakar berjatuhan dari balon itu," ujar warga lainnya, Youssef al-Tayyeb, yang menyaksikan peristiwa yang terjadi pada Selasa (26/2) itu.
Atas kejadian ini, perusahaan Sky Cruise yang mengoperasikan balon udara tersebut saat ini tengah diperiksa. "Tidak benar kami tidak memperhatikan keselamatan," ujar Mohammed Ahmed, staf marketing perusahaan itu.
"Ada komite dari kementerian yang memeriksa balon-balon kami dua pekan lalu. Lisensi kami valid," tegasnya.
Namun kepala Dewan Pariwisata Luxor, Mohammed Osman menuding Kementerian Aviasi Sipil Mesir telah kendur dalam pemeriksaan standar sejak tahun 2010, khususnya sejak revolusi Mesir yang menggulingkan Presiden Hosni Mubarak.
Penerbangan balon udara di Mesir pernah dihentikan pada tahun 2009-2010 sementara prosedur keselamatan diperketat.
Gubernur Luxor Ezzat Saad pun mengeluarkan larangan penerbangan balon udara di wilayah tersebut.
Hanya dua orang yang selamat dalam tragedi ini. Sementara 19 turis yang berasal dari Hong Kong, Jepang, Inggris, Prancis dan Hungaria tewas. Seorang warga Mesir juga tak selamat dalam insiden maut itu.
"Ada suara mengerikan ketika balon meledak," kata seorang warga bernama Ahmed (40) kepada kantor berita AFP, Rabu (27/2/2013).
"Tubuh-tubuh yang terbakar berjatuhan dari balon itu," ujar warga lainnya, Youssef al-Tayyeb, yang menyaksikan peristiwa yang terjadi pada Selasa (26/2) itu.
Atas kejadian ini, perusahaan Sky Cruise yang mengoperasikan balon udara tersebut saat ini tengah diperiksa. "Tidak benar kami tidak memperhatikan keselamatan," ujar Mohammed Ahmed, staf marketing perusahaan itu.
"Ada komite dari kementerian yang memeriksa balon-balon kami dua pekan lalu. Lisensi kami valid," tegasnya.
Namun kepala Dewan Pariwisata Luxor, Mohammed Osman menuding Kementerian Aviasi Sipil Mesir telah kendur dalam pemeriksaan standar sejak tahun 2010, khususnya sejak revolusi Mesir yang menggulingkan Presiden Hosni Mubarak.
Penerbangan balon udara di Mesir pernah dihentikan pada tahun 2009-2010 sementara prosedur keselamatan diperketat.
Sign up here with your email
ConversionConversion EmoticonEmoticon