Bentrok ini diduga dipicu oleh perselisihan antar pengungsi.
MNK CENTER - Bentrokan antara pengungsi Rohingya pecah di Rumah Detensi Imigrasi
(Rudenim) Medan, di Belawan, Sumatera Utara, Jumat dini hari, 5 April
2013. Akibat kejadian itu 8 tewas, dan 15 lainnya luka-luka.
"Semuanya sudah di bawa ke Rumah Sakit," kata Plh Kepala Rudenim Yusup Umardani. "Semua warga Myanmar."
Delapan
korban meninggal dunia dalam bentrokan itu, yakni Aye Min (23), Myi Co
(20), Aung Thu Win (24), Aung Than (44), Min Min (24), Win Tun (32),
Nawe (23), dan Sam Iwin (45).
Yusuf mengatakan, bentrok itu
diduga dipicu oleh perselisihan antar pengungsi yang sudah ada sejak di
negaranya. Sebab sejak berada di Rudenim, para pengungsi kerap terlibat
adu mulut
"Korban yang terlibat bentrokan sudah dibawa ke kantor polisi," katanya.
Warga
suku Rohingya menjadi sorotan dunia akibat terjadinya penindasan di
negeri asal mereka, Myanmar. Menurut laporan Badan Hak Asasi Manusia
PBB, setidaknya 78 warga Rohingya dilaporkan tewas sejak kerusuhan pecah
pada Mei 2012. Selain itu, 1.200 orang lainnya dinyatakan hilang dan 80
ribu orang mengungsi di sekitar Kota Sittwe dan Maungdaw.
Pemerintah
Myanmar menolak mengakui keberadaan etnis Rohingnya yang dianggap
sebagai imigran ilegal. Jumlah warga Rohingnya yang semula 7 juta jiwa,
diperkirakan hanya tersisa 800 ribu jiwa di Provinsi Rakhine, Myanmar.
Setidaknya 200 ribu lebih melarikan diri dan hidup di Bangladesh. Namun,
di Bangladesh, status mereka lagi-lagi tidak diakui.
Ini menyebabkan banyak pengungsi dari suku Rohingya yang mencoba masuk ke negara lain di Asia tenggara, termasuk Indonesia.
Sign up here with your email
ConversionConversion EmoticonEmoticon