Anak-anak, orang tua dan guru dapat mengunjungi 450 pusat sains di dunia secara real-time.
MNK CENTER - IBM
Indonesia secara resmi menghadirkan museum sains virtual “TryScience”
pertama di SLB E Negeri Pembina, sekolah percontohan untuk SLB dan SD
inklusif di Medan.
Try Science dari IBM ini merupakan sebuah
program yang bertujuan untuk menarik minat anak-anak dan masyarakat umum
untuk mencintai sains dan teknologi. Melalui program ini, IBM Indonesia
berkeinginan memperkenalkan kios TryScience kepada anak-anak, kaum
pelajar, orang tua dan masyarakat Indonesia secara keseluruhan, berupa
eksplorasi dan pengenalan ilmu pengetahuan melalui aplikasi-aplikasi
yang menarik dan interaktif dalam bentuk satu set perangkat kios
teknologi “Around the World”.
Museum Virtual Try Science ini
akan memberikan kesempatan kepada anak-anak, para orang tua dan guru
mengunjungi 450 pusat sains dan 40 museum di seluruh dunia secara
real-time, melakukan eksplorasi dan berkenalan dengan ilmu pengetahuan
melalui cara-cara baru yang dinamis.
Sebelumnya, Museum sains
virtual “TryScience” IBM juga telah hadir di Puspa Iptek Taman Mini
Indonesia Indah (Oktober 2003), Pusat Peragaan Ilmu Pengetahuan dan
Teknologi, (PUSPA IPTEK) Sun Dial Kotabaru Parahyangan (Januari 2004),
dan PPIPTEK Palembang (Desember 2004). Selain itu sudah hadir juga di
Taman Pintar Yogyakarta (2006), Jatim Park dan Museum Mpu Tantular
(2007) dan Museum Ronggowarsito Semarang (2007), dan Sabuga Science
Center di Bandung (2008).
“Anak-anak umumnya mempunyai rasa
ingin tahu yang sangat tinggi. Dengan museum virtual TryScience, kami
berharap dapat memenuhi rasa ingin tahu tersebut, sekaligus merangsang
minat pada dunia sains dan teknologi,” kata Hartini Harris, Country
Manager, Marketing, PT IBM Indonesia. “Kami berharap bahwa berbagai
program di bawah Corporate Citizenship and Corporate Affairs ini dapat
memberikan kontribusi nyata kepada dunia pendidikan di Indonesia dan
Sumatra Utara pada khususnya.” ucap Hartini.
Menurut estimasi
data dari World Health Organisation, 20 juta rakyat Indonesia atau 10%
dari total penduduk Indonesia adalah penyandang cacat. Sebagai bagian
dari budaya inklusif IBM yang diperuntukkan bagi khalayak banyak, IBM
memiliki kebijakan dan program untuk mendukung setiap individu agar
dapat meraih yang terbaik di bidangnya masing-masing. IBM percaya bahwa
teknologi dapat memfasilitasi komunikasi dan pemberdayaan serta
mengurangi hambatan yang dihadapi penyandang cacat dalam menjalankan
kehidupan mereka sehari-hari.
"Teknologi dapat membantu
penyandang cacat agar mereka dapat lebih mandiri dan berperan aktif di
dalam masyarakat," ucap Hartini. “Teknologi pintar dari IBM meningkatkan
kemampuan manusia melalui berbagai inovasi sehingga siapapun dapat
mengoptimalkan potensi mereka,” ucapnya.
Sign up here with your email
ConversionConversion EmoticonEmoticon