41 Hakim agung memilih Muhammad Saleh untuk mendampingi Ketua Mahkamah Agung (MA) Hatta Ali. Mengawali karier sebagai hakim di Atambua, kini dia duduk sebagai orang nomor dua di Jalan Medan Merdeka Utara, di mana MA bermarkas. Saleh bukan orang baru yang berkecimpung di dalam dunia penegakan hukum. Selama 42 tahun melanglang Indonesia sebagai hakim, Saleh memulai karir sebagai calon hakim pada 1971 dan diangkat sebagai hakim dua tahun setelahnya sebagai hakim di Atambua, Nusa Tenggara Timur. Pada saat itu, Atambua sedang mengalami konflik politik dengan fretelin. "Saya hakim yang mulai dari awal sampai sekarang, sudah 42 tahun," kata Saleh dalam juma pers usai terpilih di gedung MA, Rabu (13/2/2013). Selama 7 tahun, Saleh terbiasa hidup di tengah konflik dan setelah itu dia tugas keliling ke seluruh penjuru Indonesia. "Yang terakhir saya diangkat menjadi ketua Ikatan Hakim Indonesia (Ikahi) dari 25 April 2012 sampai sekarang," ujar hakim penyandang gelar akademik doktor ini. Saleh duduk di pucuk peradilan Indonesia ini dengan memperoleh 22 suara dalam satu putaran. Dia mengungguli pesaingnya, Suwardi dengan perolehan 17 suara. "Pertama-tama saya mengucapkan Alhamdulillah karena saya telah terpilih sebagai Wakil Ketua MA yang baru. Tidak lupa saya mengucapkan terima kasih pada Bapak dan Ibu hakim agung yang telah memilih saya. Setelah ini saya akan melaksanakan tugas saya sebaik-baiknya dalam mencapai MA yang agung," ujar Saleh.


Senyum terus terpancar. Kerudung dan kebaya merah membalut anggun Marni Emmy Mustafa. 31 tahun meniti karier di peradilan, Emmy kini menjadi orang nomor satu di Jawa Barat sebagai Ketua Pengadilan Tinggi (KPT) atau setara dengan gubernur.

"Saya ingin fokus jadi KPT. Lagipula ini merupakan pertama kali seorang perempuan menjadi KPT di Bandung. Dulu waktu saya masih di Medan, saya juga jadi perempuan pertama dari 20 kepala PT yang pernah menjabat sebagai KPT Medan di sana," ujar Emmy kepada wartawan usai pelantikan dirinya di gedung MA, Jalan Medan Merdeka Utara, Jakarta Pusat, Kamis (21/2/2013).

Sebagai seorang hakim, Emmy sudah pernah menjejakkan kaki di beberapa wilayah Indonesia, seperti Sekayu, Serang dan Jakarta. Sebelum dilantik menjadi KPT Bandung, Emmy pernah menjabat sebagai KPT Banjarmasin dan KPT Medan. Bagi Emmy, Jabar bukan tempat asing. Sebab dia sudah pernah menjadi Wakil Ketua Pengadilan Negeri (PN) Cianjur dan Ketua PN Bandung.

Penyandang gelar doktor ini beberapa lalu pernah mengikuti seleksi calon hakim agung akan tetapi gagal. Ketika ditanya apakah dirinya akan mengikuti seleksi kembali, dia belum terpikirkan.

"Jangan sekarang deh. Nikmati dulu jabatan baru ini," ujar Emmy.

"Apakah karena kasus Pak Daming Sunusi," tanya wartawan. Daming adalah calon hakim agung yang membuat pernyataan 'pemerkosa dan korban saling menikmati'.

"Oh, nggak dong," ujar Emmy sambil tersenyum.
Previous
Next Post »