Kementerian Riset dan Teknologi terus mendorong mahasiswa maupun kalangan terkait agar menguasai teknologi yang berkaitan dengan pengembangan energi baru dan terbarukan.

"Kami harus bisa menguasai teknologi yang berkaitan dengan energi baru dan terbarukan, karena kita tahu cepat atau lambat cadangan energi kita akan habis," kata Kepala Bidang Transfer Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (Iptek) Kemristek, Arie Hendarto, Jumat.

Arie saat pembukaan Kompetisi Desain Kincir Angin Nasional di Pantai Baru Pandansimo, Kabupaten Bantul, Daerah Iatimewa Yogyakarta, mengatakan, oleh sebab itu, tidak ada cara lain selain menemukan cara dengan memanfaatkan tenaga matahari dan angin.

"Itulah salah satunya bagaimana penguasaan teknologi kincir angin sebagai penghasil energi terbaru dan terbarukan, semoga adik-adik semua bisa memanfaatkan ilmunya untuk menghasilkan energi sesuai dengan kondisi angin di Indonesia," katanya.

Menurut dia, Kemristek sangat memberikan apresiasi dan dukungan terhadap kegiatan kompetisi desain kincir tingkat nasional ini, dan nantinya diharapkan dapat diselenggarakan setiap tahun dengan jangkauan yang lebih besar.

"Ke depan tentu harus melibatkan peran dari Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemdikbud) yang diagendakan setiap tahun, dan tidak hanya melibatkan kawan-kawan mahasiswa tapi pelajar SMA sebagai kegiatan pengembangan energi terbarukan,"katanya.

Pengelola kompetisi desain kincir angin nasional, Tri Saktiyana mengatakan, kompetisi yang berlangsung mulai 28 hingga 31 Desember ini diikuti sebanyak 27 tim dari 13 perguruan tinggi negeri dan swasta se-Jawa, dimana masing-masing tim peserta kompetisi terdiri atas tiga mahasiswa dan seorang dosen pembina.

"Semua tim akan berkompetisi merancang desain kincir angin yang bisa berputar selama dua kali 24 jam dan bisa menghasilkan energi listrik paling besar guna memperebutkan juara satu sampai tiga dan juara harapan satu sampai tiga," katanya.

Ia mengatakan, dalam kompetisi ini panitia menyediakan generator kapasitas 400 watt untuk masing-masing tim supaya dikembangkan sebagai pembangkit listrik tenaga angin melalui kincir angin.

Menurut dia, kompetisi yang digelar atas kerja sama dari Kemristek, UGM, Pemkab Bantul dan masyarakat dengan dukungan dari perguruan tinggi se Jawa ini menelan anggaran sebesar Rp250 juta dari berbagai sponsor.

Ia mengatakan, pemenang kompetisi selain mendapat penghargaan dari Kementerian Riset dan Teknologi (Kemristek) juga akan mendapatkan uang pembinaan dan tabungan dari sejumlah lembaga perbankan yang telah menjadi sponsor.