Kasus pejabat arogan


Dua pekan terakhir ini publik dikagetkan berita perilaku arogan beberapa pejabat negeri ini. Di awali dari cerita kasus pemukulan seorang pejabat terhadap pramugari Sriwijaya Air, hingga terakhir berita tentang perilaku arogan pejabat Kantor Konsulat Jenderal RI (KJRI) di Hamburg, Jerman.

Bicara pejabat arogan jadi teringat komentar Abdullah Hehamahua, Mantan Penasihat Komisi Pemberantasan Korupsi menanggapi aksi pejabat pemukul Pramugari. Menurut dia, perilaku arogan pejabat itu pola-pola perilaku 'bos', ketika ditegur oleh rakyat tersinggung. 

Berikut ini 4 perilaku arogan pejabat negeri ini dalam dua pekan terakhir:

 

1. Bupati tak pakai helm ancam demo DPRD

Pertama kisah Bupati Indragiri Hulu (Inhu) Yopi Arianto, mengancam akan mengerahkan massa untuk unjuk rasa di kantor DPRD. Gara-garanya, DPRD kabupaten setempat meminta Kapolres Inhu bersikap tegas kepada bupati yang touring tak mengenakan helm.

Bukanya meminta maaf, sang bupati malah mengancam akan mengerahkan massa mendemo DPRD. Dia beralasan naik motor di pedesaan tak perlu pakai helm.

"Saya tidak memakai helm karena saya menyapa masyarakat saya. Saya mengendarai motor di pedesaan, bukan di perkotaan, masa begitu saja di komentari," ungkap Yopi kepada merdeka.com senin malam (10/6) melalui telepon selulernya.

Waktu itu Yopi Arianto dan sejumlah pejabat setempat touring menunggang motor trail. Dia menemui warga dan berkunjung ke Camp Granit, Taman Nasional Bukit Tiga Puluh (TNBT), Kecamatan Batang Gangsal. Masalahnya, saat touring itu Yopi tak mengenakan helm.

 

2. Anggota DPRD Solo pukul warga

Anggota DPRD Kota Solo, Jawa Tengah Paulus Haryoto, dilaporkan ke Polresta setempat karena diduga telah memukul pedagang makanan keliling, Riza Satuhu Yuwono pada Selasa kemarin (11/6). Riza merupakan warga Kusumodilagan RT 2 RW 11 Pasar Kliwon.

Paulus memukul Riza hingga pelipis kirinya berdarah. Peristiwa tersebut berawal ketika korban beserta temannya hendak pulang, usai membeli makanan kecil dari sebuah toko kelontong di Jalan Patimura.

Namun tak disadari, saat parkir sepeda motor korban merintangi jalan. Pada saat bersamaan melintas mobil anggota DPRD Solo yang dikendarai bersama istri. Karena merasa terhalang oleh korban, Paulus kemudian beberapa kali membunyikan klakson.

Bukannya meminggirkan sepeda motor, korban yang mengaku kaget justru menegur Paulus. Bahkan korban sempat menggebrak mobil Paulus. Karena tak terima mobil digebrak, Paulus kemudian memukul Riza.

 

3. Kekerasan petugas KJRI Jerman

Sikap arogan juga di tunjukan oleh seorang petugas KJRI Hamburg, Jerman. Gara-gara bersenggolan, seorang mahasiswa asal Indonesia yang sedang mengikuti kegiatan olahraga di KJRI Hamburg mengalami penganiayaan, dikeroyok dan ditonjok oleh sang petugas.

Seperti siaran pers yang diterima merdeka.com dari Perhimpunan Pelajar Indonesia di Jerman cabang Hamburg, Rabu (12/6), peristiwa bermula saat KJRI Hamburg menggelar kegiatan Peringatan HUT RI pada 8 Juni 2013 lalu.

Berdasarkan kronologi yang dibuat PPI Hamburg, pemukulan terjadi di lapangan sepakbola Stadtpark (Fussballplatz Neuewelt) Hindenburgstr. 1, 22303 Hamburg. Korban bernama Puji Syukran (PS) yang merupakan anggota PPI Hamburg.

Sementara pelaku yang juga warga negara Indonesia merupakan staf lokal KJRI berinisial RG. "Sekitar Pukul 14.30 waktu Hamburg tiba-tiba Saudara PS ditabrak RG, pada saat RG ingin buang sampah tanpa PS mengetahui sebabnya."

 

4. Kepala BKPM pukul pramugari

Terakhir kisah seorang pramugari maskapai penerbangan Sriwijaya Air, Febriyani menjadi korban pemukulan Zakaria Umarhadi, Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Daerah Provinsi Bangka-Belitung. Febri dipukul karena Zakaria merasa tersinggung diminta mematikan telepon seluler saat di pesawat.

Zakaria yang diduga tidak terima dengan peringatan Febri mengejar dan memukul pramugari itu dengan koran yang digulung. Setelah kejadian pemukulan tersebut, keamanan bandara langsung mengamankan Zakaria. Tidak terima dengan perlakuan Zakaria, Febri lantas melaporkan kejadian tersebut ke Polsek Pangkalanbaru, Bangka.

Jika ada yang ingin memecat pekerja karena perilaku yang sok berkuasa, itu adalah tindakan yang tidak bermoral. Apalagi seseorang yang mengerti hukum.
Previous
Next Post »