Target pemerintah mencapai swasembada daging sapi 2014 berimplikasi luas
terhadap lonjakan harga daging sapi di dalam negeri yang masih bertahan
Rp 95.000/Kg. Pemerintah telah memangkas kuota impor daging beku dan
sapi bakalan, sementara populasi sapi lokal terus menyusut.
Sekjen Komite Daging Sapi (KDS) Jakarta Afan Anugroho mengatakan, jika harga daging dibiarkan tetap bertahan tinggi, maka komoditas ini benar-benar menjadi barang mewah. Hasilnya daya beli masyarakat terhadap daging sapi semakin turun, implikasi terjadi penurunan gizi protein hewani dari daging sapi.
"Dengan program swasembada malah dijauhkan generasi muda kita dari protein daging sapi, sehingga terancam kurang gizi," kata Afan kepada detikFinance, Jumat (5/4/2013)
Ia mengutip seorang pakar gizi asal ITB, daging sapi merupakan satu-satunya sumber protein terbaik untuk pertumbuhan fisik anak-anak. "Generasi Indonesia 5 tahun ke depan terancam gizinya, tubuhnya pendek-pendek. Itu terkait dengan sumber protein, walaupun protein hewani bisa dari daging ayam dan ikan. Golongan bawah pun harus makan daging," katanya.
Menurutnya apa artinya swasembada daging sapi jika berimplikasi pada penurunan gizi masyarakat. Afan mendesak pemerintah harus segera mencari jalan keluar agar harga daging sapi bisa normal kembali ke level Rp 60.000-70.000/kg, dari saat ini di pasar umum mencapai Rp 90.000-95.000 per kg.
Afan meyakini, yang membuat harga daging sapi saat ini tetap bertahan tinggi karena kenyataan di lapangan stok atau populasi sapi lokal memang sudah terbatas.
Sementara kuota impor daging sapi impor terus dikurangi, untuk kebutuhan industri, hotel dan restoran. Namun kenyataanya kebutuhan daging terus bertambah, sehingga permintaan sapi lokal terus bertambah oleh industri dan restoran yang tak diimbangi oleh pasokan yang cukup karena terus dipotong.
"Saya meramalkan sapi di Indonesia akan punah, kalau tak ada upaya dari pemerintah," katanya.
Seperti diketahui pemerintah masih berpegangan bahwa pasokan sapi lokal sangat cukup namun hanya terkendala distribusi. Pemerintah berpegang pada data Badan Pusat Statistik (BPS) bahwa hasil sensus sapi dan kerbau tahun 2011 yaitu berjumlah 16.707.204 ekor yang tersebar luas di seluruh wilayah Indonesia.
Sekjen Komite Daging Sapi (KDS) Jakarta Afan Anugroho mengatakan, jika harga daging dibiarkan tetap bertahan tinggi, maka komoditas ini benar-benar menjadi barang mewah. Hasilnya daya beli masyarakat terhadap daging sapi semakin turun, implikasi terjadi penurunan gizi protein hewani dari daging sapi.
"Dengan program swasembada malah dijauhkan generasi muda kita dari protein daging sapi, sehingga terancam kurang gizi," kata Afan kepada detikFinance, Jumat (5/4/2013)
Ia mengutip seorang pakar gizi asal ITB, daging sapi merupakan satu-satunya sumber protein terbaik untuk pertumbuhan fisik anak-anak. "Generasi Indonesia 5 tahun ke depan terancam gizinya, tubuhnya pendek-pendek. Itu terkait dengan sumber protein, walaupun protein hewani bisa dari daging ayam dan ikan. Golongan bawah pun harus makan daging," katanya.
Menurutnya apa artinya swasembada daging sapi jika berimplikasi pada penurunan gizi masyarakat. Afan mendesak pemerintah harus segera mencari jalan keluar agar harga daging sapi bisa normal kembali ke level Rp 60.000-70.000/kg, dari saat ini di pasar umum mencapai Rp 90.000-95.000 per kg.
Afan meyakini, yang membuat harga daging sapi saat ini tetap bertahan tinggi karena kenyataan di lapangan stok atau populasi sapi lokal memang sudah terbatas.
Sementara kuota impor daging sapi impor terus dikurangi, untuk kebutuhan industri, hotel dan restoran. Namun kenyataanya kebutuhan daging terus bertambah, sehingga permintaan sapi lokal terus bertambah oleh industri dan restoran yang tak diimbangi oleh pasokan yang cukup karena terus dipotong.
"Saya meramalkan sapi di Indonesia akan punah, kalau tak ada upaya dari pemerintah," katanya.
Seperti diketahui pemerintah masih berpegangan bahwa pasokan sapi lokal sangat cukup namun hanya terkendala distribusi. Pemerintah berpegang pada data Badan Pusat Statistik (BPS) bahwa hasil sensus sapi dan kerbau tahun 2011 yaitu berjumlah 16.707.204 ekor yang tersebar luas di seluruh wilayah Indonesia.
Sign up here with your email
ConversionConversion EmoticonEmoticon