Kegiatan penambangan untuk sementara masih dihentikan.
Manajemen
PT Freeport Indonesia menyatakan, usai kejadian longsor di areal
tambang bawah tanah Big Gossan, perusahaan belum berencana untuk memulai
kembali aktivitas penambangan. Perusahaan akan fokus pada pengecekan
ulang keamanan areal tambang.
Presiden Direktur Freeport
Indonesia, Rozik B. Soetjipto, di Jakarta, Rabu 22 Mei 2013,
mengungkapkan, perusahaan masih fokus pada proses rehabilitasi. Selama
ini, Rozik mengatakan, produksi Freeport Indonesia sekitar 220 ton per
hari.
Dari produksi tersebut, menurut dia, sebanyak 140 ribu ton
berasal dari tambang terbuka. "Sedangkan tambang bawah tanah
menghasilkan sekitar 80 ribu ton per hari," ujar Rozik.
Sejak
kejadian longsor hingga saat ini, yang sudah memakan waktu delapan hari,
dia menjelaskan, kegiatan penambangan dihentikan secara keseluruhan.
"Baik penambangan bawah tanah ataupun permukaan," tuturnya.
Rozik
belum bisa memastikan kapan kegiatan penambangan akan dimulai kembali.
Namun, ia meyakinkan, perusahaan akan melakukan pengecekan ulang pada
seluruh tambang Freeport.
"Dalam beberapa hari ke depan, kami
akan fokus kepada pengecekan ulang keselamatan kerja di penambangan.
Kami juga melakukan pemeliharaan agar tidak terjadi lagi kejadian
seperti ini," katanya.
Seperti diketahui, ruang pelatihan bawah
tanah Freeport di Timika runtuh dan menimbun sebanyak 38 pekerja yang
sedang melakukan pelatihan keselamatan. Sebanyak 10 orang selamat dan 28
orang tertimbun material seberat ratusan ton serta tidak bisa
diselamatkan.
Sign up here with your email
ConversionConversion EmoticonEmoticon