Dirut Ogah Ikuti Saran Pengamat Bekukan Merpati Sementara

Lilitan permasalahan yang menimpa PT Merpati Nusantara Airlines (Persero) membuat beberapa pengamat penerbangan menyarankan agar maskapai ini dibekukan sementara. Dirut Merpati Rudy Setyopurnomo sepertinya ogah mengikuti saran yang diajukan oleh beberapa pengamat penerbangan itu dan lebih memilih berkomentar lain.

"Merpati tidak percaya kalau berhenti itu bisa bangun. Kalau berhenti pasti susah bangun," kata Rudy di Kantor Pusat Merpati Kawasan Kemayoran Jakarta, Senin (25/2/2013).

Menurut data informasi forum pegawai Merpati, selama tahun 2012 utang Merpati bertambah sebesar Rp 445 miliar. Sehingga secara keseluruhan utang Merpati per 31 Desember 2012 sudah mencapai Rp 6,031 triliun. Menurutnya walaupun beban Merpati terus bertambah tetapi ada perbaikan performa dan kinerja selama ia menjabat menjadi seorang dirut.

"Dulu performa kinerja bahkan sentuh 60%, kemudian saya masuk di Mei 2012 naik menjadi 82% sekarang sudah 83%. Merpati harus bekerja keras kalau tidak ada dana lagi dari pemerintah," tuturnya.

Sejumlah cara akan dilakukan Merpati untuk mengembangkan dan memperbaiki gerak bisnis seperti menata dan menghilangkan rute yang tidak menguntungkan dan melakukan kerjasama dengan investor melalui sistem bagi hasil.

"Investor akan percaya jika ada relasi investasi dengan pola bagi hasil. Kita buka peluang dengan investor untuk mengembangkan armada. Pesawat yang dipakai adalah pesawat yang efisien sehingga dapat melayani penerbangan di beberapa rute. Partner kita mau menempatkan pesawat disini dengan sistem bagi hasil. Ada 4 partner yang sudah dijajaki salah satunya dari China namun jumlah pesawat terbang juga akan bertambah dengan adanya 6 pesawat airbus tahun ini akan masuk," imbuhnya.

"Mengenai rute yang tidak menguntungkan kita detail dan tata kembali. Dengan itu kita mengurangi kerugian. Kalo indikator dibawah 60% pasti rugi. Contohnya rute Halim ke Bandung masa penumpangnya cuma 4 orang kalah dengan city car," ujarnya.

Namun ia sendiri tidak menampik tertarik dengan rute yang ditinggalkan oleh maskapai penerbangan Batavia Air. Merpati saat ini hanya memegang 5% market share penerbangan domestik.

"Yang memiliki jalur itu adalah pemerintah. Itu adalah pemilik pemerintah. Rute kita dulu 25% dari market share sekarang cuma 5%," tandasnya.
Previous
Next Post »